KWATIR SEMUA TIARAP

Moch Salim
Rembang – Nasib PSIR Rembang serba tidak jelas, menyusul larangan penggunaan dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) untuk menyokong tim sepak bola profesional.
Ketua Umum PSIR yang juga merupakan Bupati Rembang Moh. Salim balik bertanya bagaimana komitmen jajaran pengurus dan pecinta bola ? Menurutnya mereka harus segera berembug untuk menentukan sikap. Jika ia ngotot sendirian, tetapi yang lain mlempem, sama saja tidak akan berjalan.Sekarang ada dua pilihan. Jika PSIR akan masuk liga profesional, maka wajib menyiapkan anggaran untuk deposit antara Rp 2 – 5 miliar, menunggu konsep kompetisi. Dana melakoni kompetisi juga harus siap minimal Rp 8 miliar. Kendala setumpuk itu menghadang, siapa yang siap menanggung dananya, tanpa sepeserpun dari APBD. Tetapi kalau nantinya terjun ke liga amatir, PSIR masih bisa memperoleh suntikan dana daerah, namun gaung iklim kompetisi tak seheboh di tataran liga profesional.

Moh. Salim mengakui sebagai tim divisi utama, sebenarnya bisa menggalang dana dari para investor yang masuk ke Rembang. Perjuangan selama ini juga cukup berat dan menyedot anggaran luar biasa tinggi. Sangat disayangkan kalau kemudian melemah begitu saja.
Ada langkah mendesak, manakala pecinta bola Rembang tetap berkeinginan masuk liga profesional. Tahap pertama membentuk perseroan terbatas atau PT yang bertugas menggalang dan mengelola dana untuk tim PSIR Rembang.

Salah satu suporter Laskar Dampo Awang (sebutan tim PSIR), Ahmad Fadhlun mengungkapkan masa transisi seperti sekarang memang cukup sulit. Tetapi dari sinilah akhirnya bisa diketahui, siapa sosok sosok kredibel dan serius membesarkan PSIR. Kalau tahun lalu, dana APBD melimpah, ia mengibaratkan siapapun yang menjadi manajer, tak ada masalah. Kini dengan 0 APBD, Fadhlun khawatir semua akan langsung tiarap, karena konsekuensinya sangat berat.

Ahmad Fadhlun menambahkan kalangan suporter siap mengawal supaya tim PSIR bisa masuk liga profesional. Apalagi waktunya sudah mepet, tinggal sebulan lagi guna menentukan arah.
.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar