Rembang - Pengelola PSIR Rembang PT Bina Putra Allam Persada (BPAP) mengemukakan dualisme kompetisi sepak bola di Tanah Air sejauh ini tidak mempengaruhi minat sponsor dalam mendukung pendanaan bagi tim sepak bola itu.
Sekretaris PT Bina Putra Allam Persada, Charis Kurniawan, di Rembang, Senin mengatakan minat sponsor yang merapat ke PSIR justru lebih antusias dibandingkan musim lalu.
"Selain dari penjualan tiket terusan dan tiket terputus, pembiayaan untuk PSIR juga diperoleh dari sejumlah perusahaan berskala besar," kata dia.
Meski terjadi dualisme kompetisi antara yang diselenggarakan PT Liga Prima Indonesia Sportindo dan PT Liga Indonesia, kata dia, PSIR justru mampu menggaet sponsor besar masing-masing PT Semen Gresik (Persero), Bank Jateng, Bank Muamalat, dan PT Omya Indonesia.
"Jika dilihat dari kuantitas maupun kualitas sponsor, pada musim kompetisi kali ini lebih baik," kata dia yang enggan menyebutkan besar keseluruhan dana yang bakal diperoleh dari sejumlah sponsor tersebut.
PSIR, kata dia, juga sudah mendapatkan "revenu sharing" dari PT Liga Prima Indonesia Sportindo.
"Pada 13 Desember 2011, kami memperoleh 'revenu sharing" dari PSSI sebesar Rp500 juta," kata dia.
Dengan sejumlah sumber pendanaan tersebut, kata dia, target tim untuk memperbaiki prestasi dengan menempati papan tengah atau papan atas klasemen kompetisi optimistis bisa dicapai.
"Pengelola berkomitmen mengalokasikan sedikitnya Rp5 miliar untuk membiayai tim dalam mengarungi kompetisi musim ini. Kami optimistis target yang dicanangkan bisa dicapai," kata dia.
Selain sponsor berskala nasional, kata dia, pembiayaan berasal dari sponsor lokal seperti dari Grup Karya Mini dan PT Amir Hajar Klinsi juga mengalir.
Manajer PSIR, Siswanto mengatakan meski dualisme kompetisi belum berdampak pada tim, pihaknya berharap pemerintah bisa menjembatani perseteruan antara PSSI dan PT Liga Indonesia.
"Jika dualisme kompetisi berkepanjangan, dikhawatirkan berdampak pada kelangsungan kerja sama pengelola klub dengan sponsor," kata dia.
Dualisme kompetisi, menurut dia, juga mengancam kualitas pembinaan sepak bola di negeri ini.
"Kami tidak bakal bergeming untuk meninggalkan liga yang dibentuk PSSI dan beralih ke PT Liga Indonesia. Sebab, kami yakin izin kompetisi hanya dimiliki PT Liga Prima Indonesia Sportindo, sedangkan PT Liga Indonesia hanya memiliki izin menggelar turnamen," kata dia. (Antara) .
"Selain dari penjualan tiket terusan dan tiket terputus, pembiayaan untuk PSIR juga diperoleh dari sejumlah perusahaan berskala besar," kata dia.
Meski terjadi dualisme kompetisi antara yang diselenggarakan PT Liga Prima Indonesia Sportindo dan PT Liga Indonesia, kata dia, PSIR justru mampu menggaet sponsor besar masing-masing PT Semen Gresik (Persero), Bank Jateng, Bank Muamalat, dan PT Omya Indonesia.
"Jika dilihat dari kuantitas maupun kualitas sponsor, pada musim kompetisi kali ini lebih baik," kata dia yang enggan menyebutkan besar keseluruhan dana yang bakal diperoleh dari sejumlah sponsor tersebut.
PSIR, kata dia, juga sudah mendapatkan "revenu sharing" dari PT Liga Prima Indonesia Sportindo.
"Pada 13 Desember 2011, kami memperoleh 'revenu sharing" dari PSSI sebesar Rp500 juta," kata dia.
Dengan sejumlah sumber pendanaan tersebut, kata dia, target tim untuk memperbaiki prestasi dengan menempati papan tengah atau papan atas klasemen kompetisi optimistis bisa dicapai.
"Pengelola berkomitmen mengalokasikan sedikitnya Rp5 miliar untuk membiayai tim dalam mengarungi kompetisi musim ini. Kami optimistis target yang dicanangkan bisa dicapai," kata dia.
Selain sponsor berskala nasional, kata dia, pembiayaan berasal dari sponsor lokal seperti dari Grup Karya Mini dan PT Amir Hajar Klinsi juga mengalir.
Manajer PSIR, Siswanto mengatakan meski dualisme kompetisi belum berdampak pada tim, pihaknya berharap pemerintah bisa menjembatani perseteruan antara PSSI dan PT Liga Indonesia.
"Jika dualisme kompetisi berkepanjangan, dikhawatirkan berdampak pada kelangsungan kerja sama pengelola klub dengan sponsor," kata dia.
Dualisme kompetisi, menurut dia, juga mengancam kualitas pembinaan sepak bola di negeri ini.
"Kami tidak bakal bergeming untuk meninggalkan liga yang dibentuk PSSI dan beralih ke PT Liga Indonesia. Sebab, kami yakin izin kompetisi hanya dimiliki PT Liga Prima Indonesia Sportindo, sedangkan PT Liga Indonesia hanya memiliki izin menggelar turnamen," kata dia. (Antara) .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar